Mengenali Penyebab Rusaknya Terumbu Karang

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Kondisi keasaman air laut dapat terjadi bila terlalu banyak pasokan senyawa nitrogen dari darat, dan/atau dari senyawa karbon yang terlepas dari lahan gambut yang terekspos. Senyawa nitrogen ini bisa bersumber dari pupuk atau limbah domestik daratan yang tergelontor ke laut melalui sungai. Senyawa karbon bisa bersumber dari terbukanya atau tereksposnya lahan gambut yang kemudian tergelontor ke laut oleh sungai,” papar Widodo lagi.

Sementara, gelombang dan arus laut yang dinamis berfungsi membersihkan tubuh terumbu karang dari tutupan sedimen. Dan gelombang berfungsi menangkap oksigen di udara yang kemudian menjadi terlarut di air laut oleh arus turbulensi.

Saat dihubungi secara terpisah, Peneliti Ekologi Spasial Pesisir-Laut, Novi Susetyo Adi, menyatakan, ada dua faktor besar yang mempengaruhi terumbu karang.

Peneliti Ekologi Spasial Pesisir Laut, Novi Susetyo Adi, saat melakukan penelitian di area pesisir, Selasa (26/5/2020) – Foto: Ranny Supusepa

“Ada beberapa faktor yang bisa dikategorikan menjadi dua, dua tekanan lokal dan tekanan global,” kata Novi.

Yang termasuk dalam tekanan lokal adalah penangkapan ikan karang berlebih (over fishing) dan perikanan karang merusak (destructive fishing), pembangunan wilayah pesisir, polusi dari darat atau DAS, polusi laut dan meledaknya pertumbuhan bintang laut berduri.

“Penangkapan ikan karang berlebih dan perikanan karang merusak hampir sama efeknya, yaitu merusak terumbu karang secara langsung atau menyebabkan stres pada karang. Yang dikategorikan merusak adalah penangkapan ikan karang menggunakan bom atau racun. Di beberapa tempat bahkan dijumpai pengambilan karang secara langsung untuk bahan bangunan atau  dijual untuk akuarium,” ujarnya.

Lihat juga...