Inilah Sejumlah Langkah Rekomendasi INDEF Cegah Resesi Ekonomi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sedangkan langkah keempat, adalah penguatan likuiditas perbankan. Menurutnya, situasi saat ini likuiditas perbankan dalam kondisi termoderasi.
Pertumbuhan kredit pun mengalami penurunan di mana periode 2 minggu terakhir yakni 24 Maret-13 April 2020 kredit hanya tumbuh 5,83 persen.
Berangkat dari situasi tersebut maka penurunan Giro Wajib Minimum menjadi skenario yang tidak dapat terelakkan. Sehingga perlu ada upaya meningkatkan likuiditas dengan tidak hanya bergantung dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Karena berdasarkan sektoralnya, pertumbuhan kredit beberapa lapangan usaha menunjukkan perlambatan dan cenderung tertekan.
Pertumbuhan kredit sektor tradable hanya 3,63 persen (yoy) pada Februari 2020. Kredit sektor pertanian tumbuh 6,2 persen (yoy), sektor pertambangan turun 1,6 persen (yoy) dan industri pengolahan tumbuh 3,24 persen (yoy).
“Pertumbuhan kredit sektor tradable diprediksi menurun. Ke depan, terdapat risiko lonjakan NPL (Non Perfoming Loan) disebabkan oleh bisnis perbankan yang mengikuti pola procyclical,” ujarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka kata dia, perlu melakukan pelonggaran kredit dengan memprioritaskan kebijakan restrukturisasi kredit pada UMKM pada sektor-sektor tradable.
Akses dan transparansi restrukturisasi kredit harus dilakukan secara masif dan intensif mengingat informasi sangat terbatas.
Penting pula menurutnya, sosialisasi pada kalangan industri perbankan yang cenderung menggunakan SOP lama sehingga relatif memakan waktu dan birokratis.
Karena dalam konteks situasi ekonomi memburuk, jika terdapat bank sampai harus mengalami kesulitan likuiditas maka pemberian pinjaman terhadap bank perlu memperhatikan bahwa jaminan atau kolateral bank tersebut cukup dan mempunyai kemampuan untuk membayar kembali pinjaman likuiditas tersebut.