Fitnah Besar Mengatakan Kawilarang Pernah Menampar Soeharto
OLEH NOOR JOHAN NUH
Isu penamparan Soeharto itu juga sempat didengar oleh Letnan Jenderal (Purn.) Sayidiman Suryohadiprodjo, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat periode 1973-1974. Kepada Martin Sitompul dari Historia, Sayidiman menyatakan kejadian itu merupakan sebuah kemustahilan dan orang-orang yang menuliskannya hanya bermaksud mencari sensasi.
Sayidiman: Tidak Mungkin Komandan Brigade Ditampar
Sayidiman yang adalah prajurit Siliwangi, mengenal baik Soeharto dan Kawilarang. Di lingkungan Siliwangi, sejak dipimpin AH Nasution hingga Ibrahim Adjie, tidak ada ceritanya panglima menampar anak buah. Terlebih orang yang ditampar itu memiliki jabatan yang tidak rendah: Komandan Brigade.
Malah Kawilarang bercerita kepada Sayidiman bahwa ia memuji kepemimpinan Soeharto selama bertugas di Sulawesi Selatan. Jadi jika dia menampar Soeharto, itu bukan gaya seorang Kawilarang.
Hubungan Kawilarang dengan Soeharto di masa tua relatif baik. Mereka kerap berkomunikasi dan saling berkabar.
Pak Harto Beri Bintang Gerilya ke Kawilarang
Pada awal 1990, Gubernur Jawa Barat waktu itu Yogie S Memet yang adalah mantan ajudan Kawilarang, memberi kabar kepada Pak Harto bahwa Kawilarang jatuh sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit di Bandung.
Yogie juga memberitahu bahwa Kawilarang sebagai pejuang Perang Kemerdekaan, belum dianugerahi Bintang Gerilya. Maka jadilah penganugerahan Bintang Gerilya kepada Kawilarang di rumah sakit.
“Kalau tidak sakit, mungkin saya tidak akan mendapatkan Bintang Gerilya,” ujar Kawilarang sambil tertawa.
Juga fitnah yang masih bersileweran tentang pernyataan ex Kolonel Latief, bahwa ia bertemu dan melapor kepada Mayor Jenderal Soeharto sebelum pemberontakan G30S/PKI.