Fitnah Besar Mengatakan Kawilarang Pernah Menampar Soeharto
OLEH NOOR JOHAN NUH
“Kamu dapat berita itu dari mana?”, tanya Kawilarang. Tanpa menunggu jawaban, Kawilarang langsung ngeloyor.
Hendi juga sempat menanyakan pada Aloysius Sugianto, mantan ajudan Letnan Kolonel Slamet Riyadi, yang pada Agustus 1950 bertemu dengan Kawilarang dan Soeharto, saat singgah lebih dahulu di Makassar dalam tugas menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Aloysius menyaksika prajurit Brigade Garuda Mataram hendak Kembali ke Jawa, membawa banyak barang yang diduga hasil rampasan perang, di Pelabuhan Makssar. “Yang saya tahu, soal barang-barang itu, Kolonel Kawilarang sempat merasa tidak suka dan menegur keras Pak Harto”, ujar Aloysius.
Kepada David Jenkins, penulis buku Soeharto and His Generals: Indonesian Military Politics, 1975-1983, dialihbahasakan menjadi Soeharto & Barisan Jenderal Orba, Rezim Militer Indonesia, 1975-1983—Kawilarang pernah menegur Soeharto namun tidak sampai melakukan penamparan.
Namun saksi “anonim” yang dikutip di buku Jenkins, menyebut bahwa penamparan itu memang terjadi dan malah disaksikan oleh M Jusuf, seorang perwira dari Bugis yang kemudian menjadi Panglima ABRI. “Kolonel Alex Kawilarang menampar Letnan Kolonel Soeharto karena kesalahan besar yang dibuat oleh pasukan yang dipimpin Soeharto,” tulis Jenkins.
Kawilarang Membantah Menampar Soeharto
Pengakuan Kawilarang kepada jurnalis Kelik M Nugroho dimuat di majalah TEMPO, edisi 10 Mei 1999, berkelindan dengan pernyataan Aloysius Sugianto dan tulisan David Jenkins. Kawilarang menyangkal cerita soal penamparan itu yang katanya baru muncul 1970-an.
“Wah, itu tidak benar. Saya tidak tahu mereka memutarbalikan cerita itu,” ujar Kawilarang. Yang benar, ujar Kawilarang, penamparan itu justru dilakukan oleh Soeharto. Korbannya adalah Letnan Parman, salah seorang anak buah Kawilarang.