Warga Kanigoro Berterimakasih Pak Soeharto Membubarkan PKI

Editor: Maha deva

KEDIRI – Teror kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI), hingga saat ini masih membekas di benak warga Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.Khususnya bagi mereka, yang menjadi korban dan merasakan sendiri tindakan keji anggota PKI 55 tahun silam.

Tepatnya pada 13 Januari 1965, ketika terjadi penyerangan terhadap anggota Pelajas Islam Indonesia (PII) oleh PKI dan antek-anteknya.  Salah satu korban, sekaligus Ketua Pembina Yayasan Kanigoro, KH Ibrahim Rais menceritakan, pada peristiwa yang berlangsung selama dua jam tersebut, anggota PII yang sedang menjalani kegiatan training centre, diserang oleh PKI, pemuda rakyat, Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) dan Barisan Tani Indonesia (BTI).

Anggota PII dicaci maki, para penyerang menghina Alquran, melecehkan perempuan, merampok dan kemudian membawa anggota PII ke Polisi, dengan tuduhan anti revolusi dan antek Masyumi.  “Tapi Alhamdulillah dengan serbuan PKI tersebut, yang semula umat Islam itu bercerai berai, kemudian menjadi bersatu,” tandas KH Ibrahin Raisl pada acara peringatan 55 tahun teror PKI Kanigoro, yang digagas Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) dan Gerakan Bela Negara (GBN) di Kanigoro,  Rabu (11/3/2020) malam.

Setelah 55 tahun berlalu, komunis di Indonesia disebutnya, masih terus berusaha untuk bangkit kembali. Mereka menggunakan cara untuk memanfaatkan orang lain melakukakan tujuan mereka. KH Ibrahim Rais menyebut upaya tersebut sebagai nabok nyilih tangan.

Buku Berjudul PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30 S 1965, di Kanigoro (Rabu/3/2020) – Foto Agus Nurchaliq
Lihat juga...