Pengerjaan Gedung Isolasi Covid-19 di Sikka Capai 70 Persen

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Femmy menjelaskan, merenovasi lebih sulit daripada membangun baru apalagi harus merombak total semua ruangan sesuai dengan standar organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).

Sesuai standar WHO kata dia, yang belum bisa dipenuhi itu dindingnya yang harus dari bahan vinil serta lantainya dari granit. Pihaknya hanya kejar fungsi ruangannya terlebih dahulu agar bisa segera dipergunakan.

“Bahan bangunan kalau harus pesan dari luar daerah dan tidak ada di kota Maumere, maka akan butuh waktu lama. Jadi kita kejar fungsinya dahulu agar bisa segera dipergunakan sebagai ruang isolasi bagi pasien Covid-19,” jelasnya.

Bangunan asrama ini kata Femmy, harus dirombak total karena dahulu kamar mandi di luar kamar. Sementara sesuai standar WHO kamar mandi dan WC harus di dalam ruangan masing-masing.

Jumlah kamar yang dibuat sebanyak 15 kamar dimana setiap kamar katanya, hanya bisa ditempati oleh satu pasien Covid-19 saja dan ruangannya tidak mempergunakan pendingin ruangan atau AC sehingga sirkulasi udara harus dibuat lebih baik.

“Kita harapkan besok sudah bisa selesai pembangunannya supaya bisa segera dipergunakan kalau ada pasien dengan gejala Covid-19. Selama ini mempergunakan dua buah ruangan isolasi bagi pasien TBC yang dipergunakan sementara,” jelasnya.

Tens Keytimu, Ketua Forum Koordinasi Tagana Kabupaten Sikka, menjelaskan, hari pertama pihaknya mengerahkan 19 orang Tagana untuk membantu. Sementara hari kedua juga jumlahnya sama dan yang lembur ada 11 orang.

Hari ketiga kemarin, Jumat (27/3/2020) pihaknya mengerahkan 28 orang Tagana, sementara hari ini Sabtu (28/3/2020) sebanyak 24 orang terlibat dimana personel dibagi di beberapa titik pengerjaan seperti pembuatan kamar isolasi dan ganti, cat atap serta mengecek saluran air.

Lihat juga...