Gubernur Bank Indonesia: Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia Turun
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), Bank Sentral Nasional itu resmi menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (suku bunga acuan) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 dan 19 Maret 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers via live streaming, Kamis (19/3/2020).
BI juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen. Sementara suku bunga Lending Facility juga turun menjadi 5,25 persen.
“Kebijakan moneter akan tetap akomodatif dan konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali, serta langkah preemptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” tukas Perry.
Lebih lanjut, setelah mengikuti perkembangan laju perekonomian di tengah pamdemik Covid-19, BI merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5-5,4 persen menjadi 4,2-4,6 persen. Untuk 2021 diperkirakan meningkat menjadi 5,2-5,6 persen,” ungkap Perry.
Perubahan prediksi proyeksi pertumbuhan ekonomi global juga dilakukan. Dari sebelumnya 3 persen menjadi 2,5 persen, dengan risiko yang cenderung ke bawah (downside risk).
Namun pada 2021, pertumbuhan ekonomi dunia akan pulih menjadi 3,7 persen, lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,4 persen.
“Kita menyadari bahwa penyebaran yang sangat cepat dari Covid-19 memberikan ketidakpastian dan tekanan kepada pasar keuangan dan perekonomian dunia.