Edukasi Bahaya Radikalisme Perlu Dilakukan di Sekolah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mendorong adanya edukasi tentang bahaya radikalisme di sekolah-sekolah. Hal tersebut penting, sebagai benteng atau pertahanan sejak dini, untuk mencegah masyarakat terjerumus dalam gerakan tersebut.
“Saya memang butuh banyak cerita, pengalaman dari orang-orang yang pernah terlibat, dalam aksi radikalisme, namun sekarang sudah sadar. Saya undang mereka untuk berkeliling ke sekolah-sekolah yang ada di Jateng. Tujuannya apa? Untuk mengedukasi masyarakat khususnya anak muda tentang bahaya radikalisme,” paparnya, saat menerima PT Kreasi Prasasti Perdamaian, dan mendiskusikan berbagai peluang kolaborasi termasuk konten-konten narasi kontra terorisme di rumah Dinas Puri Gedeh, Semarang, Senin (9/3/2020).
Dipaparkan, para generasi milenial, sering menjadi sasaran radikalisme. Terlebih secara psikologis, usia 15-20 tahun, masih dalam masa pencarian jati diri. Jika tidak dibentengi, maka paham-paham radikalisme tersebut bisa mempengaruhi mereka.
Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di jajaran Pemprov Jateng tersebut juga menyempatkan berbincang dengan eks napi terorisme (napiter) dan WNI yang pernah tinggal di wilayah negara ISIS di Suriah.
Lebih jauh, Ganjar menjelaskan dari berbagai cerita dan pengalaman yang didengarnya dari eks napiter atau pun mereka yang pernah bergabung di ISIS, pihaknya bisa mengerti metode yang mereka gunakan, cara mempengaruhi hingga apa yang harus dilakukan untuk menangkal.
“Ceritanya hampir sama, mereka menjanjikan hal-hal yang menarik, mulai dari gaji, janji bisa masuk surga, hingga hal-hal lainnya, yang intinya semua itu tidak benar,” tandasnya.