Ponpes Bisa Jadi Sumber Paham Radikalisme-Terorisme karena Ini

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA, Cendana News – Ponpes atau Pondok Pesantren akan menjadi sumber paham radikalisme dan terorisme, jika sistem pendidikannya mendoktrin santri.

Sebaliknya, ponpes akan bisa mencetak santri nasionalis, jika sistem pendidikannya mengutamakan nilai-nilai ke-Islam-an sesuai adat, kultur dan prinsip kebangsaan.

Pengasuh Ponpes Assalafiyyah II Mlangi, Gamping, Sleman, KH Dr Irwan Masduqi Lc MHum, menyampaikan hal itu kepada Cendana News, pekan ini.

Dia menyampaikan ha itu menyikapi fenomena munculnnya sejumlah ponpes yang dinilai menjadi sumber paham radikalisme dan terorisme belakangan ini.

Irwan yang juga merupakan Wakil Rektor Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Yogyakarta ini menilai sebuah pondok pesantren mestinya tidak boleh mendoktrin santrinya.

Namun, mengutamakan sistem pendidikan yang mendorong santri agar memiliki wawasan luas. Sehingga mereka akan menjadi santri yang lebih dewasa dalam bersikap di masyarakat.

“Hal itulah yang kita ajarkan di Ponpes Assalafiyyah II ini. Disiplin keislaman kita adalah perspektif Islam Nusantara,” katanya.

Dia menjelaskan, dengan perspektif Islam Nusantara itu seluruh literatur ke-Islam-an dibaca berdasarkan tradisi lokal. Berdasarkan konsep bangsa dan negara Indonesia.

Menurut Irwan, literatur ke-Islam-an sebuah pondok pesantren mestinya harus disesuaikan dan diaktualisasikan sesuai konteks bangsa dan negara saat ini. Misalnya, soal ibadah.

“Kita ajarkan dengan sistem perbandingan atau multi perspektif. Sehingga santri menjadi tidak eksklusif, radikal dan tertutup wawasannya,” kata Irwan.

Dengan begitu, ketika hidup di masyarakat mereka bisa menghargai perbedaan soal amalan ibadah karena merupakan hal biasa.

Lihat juga...