Sehubungan dengan kondisi itu, Disperindag Mimika berharap agar program tol laut khusus ke Pelabuhan Pomako Timika, bisa dievaluasi kembali agar program subsidi angkutan perhubungan laut itu benar-benar membantu para pengusaha pemasok bahan kebutuhan di Timika dan sekitarnya.
Selain itu, katanya, dengan adanya subsidi angkutan perhubungan laut, maka harga barang kebutuhan pokok masyarakat di Timika dan sekitarnya bisa ditekan.
“Dulu waktu masih dikelola oleh PT Pelni, harga daging ayam beku di pasaran Timika bisa turun sampai Rp27.000 per kilogram, tapi sekarang harganya sudah lebih dari Rp40 ribu per kilogram. Apakah kenaikan harga ini ada efek dari pengelolaan tol laut yang tidak jelas lagi, itu semua perlu evaluasi total,” harap Yoga.
Ia mengatakan, harga pengiriman barang per kontainer dari Surabaya ke Timika sekitar Rp15 juta hingga Rp20 juta. Dengan adanya program tol laut, harga per kontainer turun drastis hingga Rp7.500.000 hingga Rp9.000.000.
“Kalau tidak salah, kalau menggunakan kapal niaga harga sewa kontainer itu bisa sampai Rp15 juta lebih, sementara kalau menggunakan tol laut harganya turun setengahnya, lantaran mendapatkan subsidi dari pemerintah. Pertanyaannya, kalau tol laut tidak dimanfaatkan oleh pengusaha, lantas subsidi itu dikemanakan, siapa yang memanfaatkannya?” tanya Yoga. (Ant)