Siapkan Industri Benih Ikan, KKP Gunakan Teknologi RAS

JAKARTA — Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan pihaknya menggunakan teknologi recirculation aquaculture system (RAS) dalam rangka menyiapkan pengembangan industri benih ikan nasional.

Menteri Edhy, dalam siaran pers, menyatakan teknologi perbenihan RAS dapat meningkatkan padat tebar hingga tujuh kali lipat dibandingkan sistem konvensional.

Selain itu, menurut dia, teknologi ini juga mampu memangkas masa pemeliharaan, menaikkan tingkat kelulusan hidup, dan tingkat keseragaman ukuran.

“Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, RAS dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan kebutuhan benih ikan di seluruh Indonesia,” katanya di Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Menteri Kelautan dan Perikanan menyadari bahwa harga benih saat ini masih cukup tinggi di beberapa daerah.

Penyebabnya adalah kondisi wilayah, jarak pengantaran serta ketersediaan yang belum merata.

“Kondisi ini dapat teratasi dengan memperbanyak penggunaan teknologi RAS di seluruh Indonesia, khususnya di sentra produksi perikanan budi daya. Jika hal ini dapat terwujud, di masa depan saya harap benih akan dapat diberikan secara gratis untuk masyarakat yang ingin melakukan kegiatan budi daya,” lanjut Edhy.

Menurut dia, dengan semakin banyak produksi benih yang dihasilkan dan semakin banyak masyarakat mendapatkan edukasi, maka akan semakin banyak pula ikan yang dapat diproduksi.

Teknologi pembenihan sistem RAS dapat meningkatkan padat tebar hingga 28-30 ekor per liter.

Sistem tersebut juga memangkas masa pemeliharaan benih menjadi relatif lebih pendek yaitu 30 hari yang dapat mencapai ukuran 2-4 cm dengan tingkat kelulusan hidup mencapai 95 persen dan tingkat keseragaman ukuran hingga 90 persen.

Lihat juga...