Seniman: TMII Cermin Persaudaraan dan Persatuan Bangsa
Editor: Koko Triarko
“Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto, naik ke panggung, ngasih selamat dan ucapkan terima kasih, kita disalami. Bangga banget, ya. Dan, Ibu Tien Soeharto berpesan tolong lestarikan budaya ini dan jaga,” ucap Puput.
Bagi Puput, makna pesan Ibu Tien Soeharto itu sangat mendalam. Karena sebagai generasi muda diberi tanggungjawab menjaga budaya Indonesia jangan sampai hilang, yang kemudian malah diakui oleh bangsa lain.
“Saya bangga banget bisa tampil menari di depan pemimpin negara. Itu meski cuma sekali, tapi kesempatan susah banget. Ibu Tien Soeharto, itu sosoknya keibuan dan Pak Harto sebagai orang tua yang tegas dalam mengayomi rakyat, juga penyayang,” ujar pria kelahiran Jakarta 1971, ini.
Menurutnya, tanpa ide berlian Ibu Tien Soeharto, tidaklah mungkin hadir TMII ini. Dengan adanya TMII, seniman-seniman dari seluruh Indonesia bisa berkumpul menumpahkan kreasi seni di wahana edukasi budaya ini.
“Para seniman yang tahu sejarah TMII, pasti bangga. Kalau tidak dibangun TMII oleh Ibu Tien Soeharto, mungkin nggak bisa berkumpul seniman-seniman Indonesia,” ujarnya.
Puput berharap, TMII ke depan tetap maju dan sukses dalam ragam inovasi program budaya. Karena kebudayaan Indonesia itu harus tetap lestari, jangan sampai hilang ditelan masa.
Maka, kata dia, generasi muda bertanggungjawab untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa.
“Karena tanpa semangat generasi muda untuk mencintai budaya, ditakutkan akan hilang. Jangan kita tinggalkan budaya yang besar ini, karena ini jati diri kita. Dan, harapannya TMII jangan sampai pupus, harus terus menjadi pilar budaya daerah, sesuai amanah Ibu Tien Soeharto,” tukas Puput.