Petani Lamsel Tanam Serentak Hindari Hama

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Potensi curah hujan tinggi di wilayah Lampung Selatan, dimanfaatkan petani untuk melakukan penanaman serentak. Selain memanfaatkan melimpahnya, air, penanaman serentak juga dilakukan untuk menghindari merebaknya hama.

Suminah, petani di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, menyebut pasokan air hujan mulai digunakan petani sejak awal Desember. Masa pengolahan lahan, penyiapan benih yang dipercepat membuat petani mulai bisa melakukan penanaman pada awal Januari.

Suminah menyebut, musim penghujan terbilang terlambat, sebab masa tanam pertama (MT1) kerap dilakukan sejak Oktober. Periode masa tanam Oktober-Maret (Okbmar) mundur akibat curah hujan baru stabil pada Desember. Meski demikian, petani mulai melakukan proses penyemaian sejak Desember dengan usia tanam benih memasuki 21 hari. Penanaman serentak dilakukan petani mempermudah perawatan.

Hasanah, salah satu buruh tanam melakukan proses penanaman padi varietas Muncul Cilamaya yang tahan genangan untuk penanaman musim penghujan di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Rabu (8/1/2020). -Foto: Henk Widi

Proses tanam serentak, menurut Suminah didukung pasokan air irigasi yang lancar pada lahan pertanian di wilayah tersebut. Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern membantu percepatan masa tanam bagi petani.

Saat curah hujan tinggi, sebagian petani selain melakukan penanaman serentak memilih benih varietas Muncul Cilamaya, yang tahan genangan. Sebab, MT1 memasuki penghujan atau rendengan.

“Saat musim tanam kemarau atau gadu,. dipilih varietas yang toleran kekeringan, namun saat musim tanam rendengan dengan potensi pasokan air melimpah ,maka digunakan varietas padi tahan genangan,” ungkap Suminah, Rabu (8/1/2020).

Lihat juga...