Indonesia SIAP Gelar Seminar Gizi Buruk di NTT

Editor: Koko Triarko

Martin bersyukur, pihaknya bisa mendatangkan sekitar 1.500 orang untuk memeriksakan kesehatannya, mengikuti seminar terkait penyedian gizi dalam keluarga serta mendapatkan paket gizi.

Dirinya berharap, kegiatan positif yang dilakukan bisa memberikan manfaat bagi keluarga di kabupaten Sikka, terutama dalam penyedian asupan gizi dalam keluarga dengan menggunakan makanan lokal yang ada.

“Banyak makanan lokal yang bernilai gizi tinggi, namun kita belum terbiasa menjadikannya sebagai asupan gizi bagi keluarga. Gizi berimbang penting, sebab bukan soal banyak makan, tapi sedikit makan tapi nilai gizinya tinggi,” ungkapnya.

Ahli gizi Dinas Kesehatan kabupaten Sikka provinsi NTT, Yaviani Margaretis, S.Gz., M.Kes., menyebut ada 4 pilar prinsip gizi seimbang, yaitu mengkonsumsi pangan beraneka ragam, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, mempertahankan dan memantau berat badan normal.

Yaviani menegaskan, tidak ada satu pun jenis pangan yang mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kecuali Air Susu Ibu (ASI), untuk bayi berusi nol sampai enam bulan, untuk itu beragam makanan saja tidak cukup.

“Mengkonsumi beragam makanan saja tidak cukup, tetapi proporsinya harus seimbang sesuai kebutuhan tubuh. Juga mengkonsumsi dalam jumlah yang cukup, tidak banyak dan tidak sedikit serta dilakukan secara teratur,” pesannya.

Selain itu, tambah Yaviani, melakukan aktivitas fisik, termasuk olah raga sangat penting untuk menyeimbangkan antara asupan gizi dan penggunaan zat gizi utama sumber energi.

Aktivitas fisik juga akan membantu memperlancar sistem peredaran darah dan pemanfaatan zat gizi di dalam tubuh atau metabolisme tubuh. Ini juga berkaitan dengan perilaku, di mana di daerah yang kendaraan bermotornya banyak, dijumpai banyak orang yang kurang berjalan kaki.

Lihat juga...