Indonesia SIAP Gelar Seminar Gizi Buruk di NTT

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah wilayah dengan angka stunting dan gizi buruk yang masih sangat tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi balita stunting menempati posisi tertinggi di Indonesia, yakni sebesar 42,6 persen.

Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 30,8 persen, sehingga pada 2019 pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota menetapkan pilot project aksi konvergensi dan integrasi penurunan stunting di 60 desa di 6 kabupaten, yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Alor.

“Seharusnya kami mengadakan seminar gizi, pemeriksaan kesehatan dan pembagian nutrisi di wilayah kabupaten TTS. Namun kesulitan akses transportasi udara, membuat kegiatan dipindah ke Maumere, kabupaten Sikka,” kata Martinus Wodon, koordinator Indonesia Siap, Jumat (24/1/2020).

Menurutnya, di kota Soe, Timor Tengah Selatan (TTS) tingkat gizi buruk dan stunting sangat tinggi, tetapi kabupaten Sikka pun angka stunting juga tinggi, sehingga kegiatan dipindahkan ke Sikka.

Ia menjelaskan, Indonesia Siap, merupakan singkatan Sadar gizi, Inisiatif, Aktif dan Peduli. Pihaknya menggandeng perhimpunan ahli gizi Indonesia dan PT. Frisian Flag mengadakan kegiatan di 15 kota di Indonesia.

Martinus Wodon, Koordinator Indonesia Siap saat ditemui usai kegiatan di aula Convention Center (SCC) kota Maumere, kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Jumat (24/1/2020). -Foto: Ebed de Rosary

“Kami menghadirkan kaum ibu dan bapak-bapak di 13 kelurahan yang ada di kota Maumere. Kenapa mengundang para ibu, karena bila ibu salah menyediakan gizi, maka anaknya akan kekurangan gizi,” ungkapnya.

Lihat juga...