Belajar Tari Klasik Gaya Yogyakarta di TMII 

Editor: Koko Triarko

Susanti, pelatih tari Diklat Tari Anjungan Yogyakarta TMII, saat ditemui di Pendopo Anjungan Yogyakarta TMII, Jakarta, Jumat (31/1/2020) sore. -Foto: Sri Sugiarti

Dia juga merasa bangga bisa mengembangkan tari klasik gaya Yogyakarta di TMII. Sehingga banyak masyarakat yang lebih mengenalnya, utamanya generasi muda.

Susanti berharap, dengan berlatih menari di Diklat Seni Anjungan Yogyakarta ini, generasi muda lebih mencintai budaya bangsa dan turut melestarikan.

“Harapannya, generasi muda lebih cinta budaya dan mau melestarikan, utamanya tari klasik gaya Yogyakarta, ini,” imbuhnya.

Dalam melatih menari, Susanti berkomitmen untuk melahirkan penari berkualitas. Sehingga mereka tidak hanya hapal materi, tapi juga hati menjiwai setiap gerakanan tarian itu.

Mengenal sosok pemakarsa TMII, yaitu Raden Ayu Fatimah Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto), dia mengaku merasa kagum ,meskipun secara pribadi belum pernah bertemu dengan Ibu Tien Soeharto.
Susanti merasa bangga dengan ide berlian Ibu Tien Soeharto yang membangun pusat budaya bangsa bernama TMII.

“Ibu Tien Soeharto itu sangat lembut tutur katanya. Perhatian Beliau pada kemajuan budaya tradisi sangat luar biasa. Makanya, Beliau bikin TMII sebagai pusat pengembangan budaya-budaya dari semua daerah se Indonesia,” ujarnya.

TMII, menurutnya bukan hanya wahana rekreasi, terlebih sebagai pusat edukasi budaya bangsa yang mencerdaskan generasi muda. Hadirnya TMII juga sebagai landasan pemerkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Saula Nafeeza, salah satu peserta tari mengaku awalnya dia tidak tertarik belajar tari klasik gaya Yogyakarta. Namun lama-kelamaan menjadi suka, apalagi setelah sering tampil di berbagai acara.

Lihat juga...