Belajar Tari Klasik Gaya Yogyakarta di TMII
Editor: Koko Triarko
Belajar tari klasik gaya Yogyakarta terbagi tiga tingkatan, yaitu dasar, menengah dan mahir. Untuk dasar ini berlatih nari dasar tari klasik, sudah dalam bentuk taria, tapi lebih simpel dan sederhana.
Tapi semua itu, kata Susanti, tergantung dari potensi anak yang belajar dari nol belum tahu tari klasik seperti apa. “Jadi tingkat dasar ini pengenalan dulu,” ujarnya.
Tingkat menengah, yang diajarkan sudah berbentuk tarian. Dari mereka mengenal dasar-dasar tarian klasik, ada pengembangan yang lebih meningkat dari gerakan semula saat di tingkat dasar.
Sedangkan tingkat mahir, sudah berbentuk tarian lepas, terutama mengarah untuk kesempurnaan, ada semacam beksan.
“Beksan ini tarian yang pakai properti berupa keris,” jelasnya.
Setiap tahun sekali diadakan ujian kenaikan tingkat. Ujian ini sebagai penilaian layak tidaknya mereka naik kelas ke tingkat berikutnya.
“Dengan ujian, mereka harus mampu kompetisi dari pelatihan yang telah dijalankan. Kalau tidak, nanti nggak ada kemajuan bagi si anak,” tukasnya.
Tercatat peserta 50 orang, namun yang aktif berlatih tari sekitar 35 orang. Mereka yang berlatih tari klasik gaya Yogyakarta ini dari berbagai daerah se-Jabodetabek.
Susanti sangat bangga melihat anak didiknya sangat menjiwai setiap gerakan tari yang diajarkan. Dalam pengembangan kreativitas seninya, mereka kerap tampil di berbagai acara TMII.
Mereka juga tampil di acara Wira Budaya ke luar kota, seperti ke Bandung, Purwakarta, Yogyakarta dan daerah lainnya.
Selain itu, mereka juga sering tampil di acara kementerian-kementeran dan perusahaan.
Namun, kata dia, anak didiknya belum ada yang tampil di luar negeri. “Ada keinginan anak-anak go international, tapi belum ada link-nya. Ya, tapi ada juga anak didik kami yang pernah tampil di luar negeri sendiri, ya bukan atas nama diklat ini,” ujarnya.