Tiga Makanan Khas Minang yang Sulit Ditemui
Editor: Koko Triarko
Adanya perbedaan rasa dipengerahui oleh lingkungan. Di kawasan Lembah Harau, daerah yang memiliki suhu udara yang begitu sejuk, masakannya cenderung pedas. Sementara kerupuk kuah yang ada di kawasan Pantai Padang, rasa kuahnya tidak terlalu pedas, dan masih bisa ditoleren bagi yang tidak suka pedas.
Seperti dikatakan Yasmi, seorang wanita lanjut usia, yang sejak 1963 telah berjualan kuliner andalan tersebut. Yasmi setiap hari berjualan kerupuk kuah di kawasan Air Terjun Lembah Harau. Berada persis di kaki air terjun, ada 3 kantong plastik kerupuk singkong yang dijual oleh Yasmi.
“Kalau kerupuknya bisa dibeli di pasar, dan tinggal di goreng di rumah. Tapi untuk kuahnya, harus dibuat sendiri, dan saya sudah sejak 1963 membuat kuah dari kerupuk singkong ini. Pedas adalah rasa yang khas untuk kerupuk kuah di Air Terjun Lembah Harau,” katanya.
Ia menyebutkan, bahwa membuat kuah kerupuk itu, hampir sama dengan memasak gulai, yakni ada santan, cabai merah giling, bawang merah dan putih, kunyit, garam, dan tambahan tepung beras.
Soal rasa pedas adalah rasa yang khas bagi kerupuk kuah yang ada di Lembah Harau. Persoalan rasa sebenarnya merupakan hal yang wajar, karena memang masakan Minang pada umumnya memiliki rasa yang kaya rempah dan pedas.
Agar rasa kerupuk kuah memiliki rasa yang lebih menggiurkan, setiap kerupuk akan ditaburi mi putih yang juga telah dimasak menggunakan bumbu cabai merah. Bila semua telah tersajikan, saatnya menikmati kerupuk kuah.
Supaya mendapatkan sensasi memakan kerupuk kuah, cobalah untuk melipatnya, maka setiap gigitan, akan mendapat rasa yang begitu menakjubkan.