Tiga Makanan Khas Minang yang Sulit Ditemui
Editor: Koko Triarko
Soal rasa, lapek koci tidak diragukan lagi. Karena dengan perpaduan kacang ijo, beras ketan putih, dan gula merah aren, membuat lapek begitu enak untuk cemilan. Rasa yang membuat lapek ini lezat, bungkusan lapeknya masih menggunakan daun pisang, dan dimasak secara tradisional.
Eli, salah satu yang beruntung bisa memesan lapek koci, mengatakan, untuk mendapatkan lapek koci ia harus memesannnya kepada yang membuat kue jauh-jauh hari. Seperti halnya untuk momen Idulfitri dan Iduladha, Eli memesannya tiga hari sebelum hari lebaran itu tiba. Alasannya, karena untuk membuat adonannya butuh waktu dan menyediakan bahan utamanya, yakni kacang hijau, beras ketan putih, dan gula merah.
“Iya, saya mesan dulu, kue lapek poci untuk sajian keluarga serta tamu yang datang. Kalau dilihat dari ukurannya, memang tidak terlalu besar, tapi harganya per butir Rp2500. Beda dengan kue pada umumnya hanya Rp1.000 per butir. Tapi wajarlah, harga segitu, enak soalnya,” katanya, Sabtu (14/12/2019).
Berikutnya adalah Sari Kayo, yang tidak asing lagi bagi masyarakat di Sumatra Barat. Kuliner ini memiliki rasa manis, lembut, kenyal, dan seporsi kenyang, seakan sudah menjadi hal utama untuk makanan penutup di setiap sajian makanan yang ada di rumah makan.
Di Sumatra Barat, tidak semua rumah makan memiliki sajian penutup Sari Kayo. Biasanya, Sari Kayo bisa ditemukan di rumah makan yang ada di daerah Kota Payakumbuh.
