Tari Klasik Bali Menghiasi Gelar Seni Pertunjukan Tradisi di TMII
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
Tari Janger Klasik Peliatan lakon ‘Arjuna Tapa’ dengan gerakan lincah para penari dalam balutan gamelan Bali dan kidung mampu membius penonton. Mereka terhibur dengan tarian berkisah Arjuna sedang berata di gunung Indrakila untuk mendapatkan kesaktian dalam memenangkan peperangan.
Ketika sedang menjalankan tapa kepada Ida Sanghyang Widi Wasa, Arjuna banyak mendapatkan godaan. Seperti oleh Bhetara Indra diutuskan bidadari Supraba dan Tilotama untuk menggoda tapa Arjuna, akan tetapi belum berhasil.
Kemudian datang godaan seekor babi menggoyangkan gunung Indrakila tempat Arjuna bertapa. Hingga membuat Arjuna marah dan memanah babi tersebut yang berbarengan dengan anak panah yang dilepaskan dewa Ciwa mengenai tubuh babi itu.
Terjadilah pertengkaran yang diakhiri dengan munculnya Ciwa yang berubah wujud menjadi Rangda. Atas keberhasilan Arjuna dalam melakukan tapa berata semadi, maka dianugerahkanlah pusaka Pasupati Winibasara oleh Dewa Ciwa.
Menurut Otie, semua tarian yang disajikan itu merupakan tarian klasik Bali yang masih dipertahankan di era globalisasi ini.
Pertunjukan ini bertujuan untuk mengingatkan lagi bahwa kita punya budaya yang klasik. “Kita harus mengembangkan dan melestarikan budaya klasik warisan leluhur kita. Jangan sampai hilang begitu saja,” ujar Otie.
Harapannya, semoga muncul komunitas pelaku seni dan pemerhati seni untuk lebih memperharikan dan ikut melestarikan seni tradisi yang masih klasik.
“Jangan sampai hilang,” tukasnya.
https://youtu.be/dPamHMAoUfk
Otie juga mengucap syukur telah diberikan kesempatan untuk tampil di TMII dalam pelestarian budaya Bali. Sehingga diharapkan masyarakat Indonesia, khususnya generasi mudah lebih mencintai budaya daerahnya.