Petani di Desa Langir-Sikka Berharap Bantuan
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Keinginan sebagian masyarakat di Dusun Sari, Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mencari tambahan penghasilan dengan memberdayakan lahan pertanian tadah hujan mengalami kendala akibat permintaan bantuan belum direspons pemerintah.
“Kelompok kami sudah mengajukan proposal permohonan bantuan bibit sayuran dan pipa air untuk disambung ke lahan pertanian milik kelompok tani,” kata Paulus de Cruce, anggota Kelompok Tani Desa Langir, Senin (2/12/2019).
Saat ditemui di lahan pertanian miliknya, Paulus mengaku sebanyak 15 petani di dusunnya sudah mengajukan proposal bantuan kepada pemerintah sejak 2018, agar bisa dibantu memulai usaha.
Menurutnya, para petani melihat potensi air dari sumur bor yang ada di dusunya bisa dimanfaatkan untuk menyirami tanaman pertanian, khususnya sayur-sayuran saat musim kemarau.
“Sehabis panen jagung dan kacang tanah atau kacang hijau, sekitar bulan Maret atau April, lahan pertanian dibiarkan kosong tanpa dipergunakan. Kalau bisa ditanami, maka akan memberikan penghasilan tambahan bagi petani,” ungkapnya.
Di desanya, kata Paulus, ada sumur bor Proyek Pengembangan Air Tanah (P2T) bantuan pemerintah 2010, dengan kedalaman sumur sekitar 80 meter dan kondisinya sampai saat ini terawat dengan baik.
Sementara di Desa Langir, ada 3 sumur bor P2T, yang dua lainnya berada di Dusun Lurun Duna, dan Baolaka, yang airnya pun dipergunakan untuk minum, mandi dan mencuci pakaian saat musim kemarau.
“Warga beli Rp60 ribu untuk lima ribu liter air dan jaringan pipa sudah dipasang di dekat rumah-rumah warga. Saat warga ingin membeli air, maka petugas datang memasang pipanya ke bak penampung milik warga,” terangnya.