Partai Buruh di Malta Dukung PM Joseph Muscat
VALETTA – Anggota Parlemen dari Partai Buruh yang memerintah di Malta, mendukung Perdana Menteri, Joseph Muscat, tapi tidak menunjukkan apakah yang mungkin ia lakukan selanjutnya.
Perdana Menteri tersebut menghadapi tekanan agar meletakkan jabatan di tengah krisis yang disulut oleh penyelidikan mengenai kematian seorang wartawan.
Grup partai tersebut di Parlemen bertemu selama empat jam, dan mengatakan sesudahnya, bahwa anggota Parlemen memberi “dukungan bulat buat semua keputusan yang akan dilakukan oleh perdana menteri itu”.
Seruan agar Muscat meletakkan jabatan, meningkat setelah penyelidikan mengenai bom mobil 2017 menewaskan warga anti-korupsi Dahpne Galizia, yang mengakibatkan tuntutan pada Sabtu (30/11) terhadap seorang pengusaha kenamaan yang memiliki hubungan dengan para menteri dan pejabat senior.
Yorgen Fenech (38) dibawa ke satu pengadilan Valette pada Sabtu malam, dan dituntut karena mempersulit penyelidikan pembunuhan itu, kata Reuters –yang dipantau di Jakarta, Senin. Ia mengaku tidak bersalah dalam peristiwa tersebut dan tuntutan lain.
Perdana menteri tersebut diduga bersiap mengumumkan kepergiannya, tapi berusaha mempertahankan jabatan sampai seorang pengganti dipilih, kata media lokal dan pejabat pemerintah yang dekat dengan Muscat.
Sumber yang sama juga mengatakan, ia tampaknya akan tetap memangku jabatan sampai partai itu menyelenggarakan pemilihan seorang pemimpin pada pertengahan Januari.
Fenech ditutut setelah pemerintah menampik permintaannya bagi kekebalan dari hukuman sebagai imbalan pengungkapan informasi, mengenai rencana pembunuhan dan mengenai dugaan korupsi, yang antara lain melibatkan mantan kepala staf Muscat, Keith Schembri dan mantan menteri pariwisata Konrad Mizzi, demikian dokumen pengadilan.