Mi Locupan, Kuliner Khas Bangka-Tionghoa di Bandar Lampung
Editor: Koko Triarko
Bagi warga asal Bangka Belitung dan etnis Tionghoa, mi locupan menjadi menu favorit, terlebih penyedia kuliner tersebut terbilang langka.
“Pelanggan umumnya warga di sekitar gudang lelang, tapi juga berasal dari wilayah lain yang penasaran sensasi makan mi locupan,” ungkap Ci Fafa.
Stevani, salah satu penyuka kuliner mi locupan, menyebut menu tersebut sangat kaya gizi. Wanita asal Bangka Tengah tersebut mengaku kerap membuat mi locupan dari tepung beras dicampur pati jagung.
Sebagai salah satu makanan tradisional khas Tionghoa yang banyak ditemui di Bangka, ia bisa membelinya di Gudang Lelang Teluk Betung.
“Menikmati locupan saat pagi hari seperti suasana di Bangka tanah kelahiran saya, sekaligus bertemu perantau asal Bangka lain,” cetus Stevani.
Ia menyukai mi locupan, karena teksturnya yang lembut cocok untuk sarapan pada pagi hari. Memasuki musim penghujan di wilayah tersebut, mi locupan yang disantap dengan kuah hangat menjadi energi yang siap digunakan untuk aktivitas.
Kuah bakso yang ditaburi lada dan campuran saos pedas, daging ayam giling, menjadi penggugah selera saat menikmati mi locupan.
Selain mi locupan, ia juga kerap menikmati menu lain berupa mi ayam, mi lebar, dan pangsit khas Bangka. Sebagai pengobat kerinduan, sejumlah menu diakuinya bisa ditebus dengan harga Rp13.000 untuk mi ayam, dan Rp16.000 untuk mi locupan.
Selain menikmati mi locupan di lokasi penjualan, ia kerap membeli mi locupan untuk dibawa ke rumah dan menikmatinya bersama keluarga.