Mi Locupan, Kuliner Khas Bangka-Tionghoa di Bandar Lampung
Editor: Koko Triarko
Ci Fafa menjelaskan, mi locupan dibuat berbeda dengan jenis mi untuk bakso dan mi ayam. Tekstur lembut dan bentuk yang unik menyerupai cendol, membuat mi locupan berbentuk bulat panjang atau pipih.
Ia memakai tepung beras pilihan sebagai bahan pembuatan mi locupan. Setelah beras dibuat menjadi tepung, dibuat adonan menggunakan air seperti pembuatan cendol.
Adonan yang sudah siap akan dimasukkan pada cetakan menyerupai saringan. Adonan tepung beras akan ditekan hingga melewati saringan yang terlebih dahulu disiapkan wadah berisi air mendidih di atas kompor gas. Saat jatuh ke air mendidih, adonan yang sudah dicetak menjadi mi akan mengembang dan matang. Ia membuat mi locupan pada malam hari untuk dijual pada pagi harinya.
“Bahan yang digunakan selalu segar dan proses pembuatan memakai cara tradisional untuk menjaga kualitas,” beber Ci Fafa.
Sebagai warga asal Bangka yang menjaga tradisi kuliner nenek moyang, mi locupan buatannya memiliki rasa yang khas. Penyajian dengan kuah bakso tahu bertabur daun bawang, seledri, makin segar dan taburan tauge, daun sawi, ayam giling. Tekstur lembut mi locupan akan makin terasa saat dimasukkan dalam mulut seperti menikmati cendol. Rasa gurih akan mendominasi dengan tambahan rasa pedas saat menambahkan sambal.

Ci Fafa menyebut, usaha yang ditekuninya sejak lima tahun silam menghabiskan mi locupan 15 kilogram sehari. Sebagai varian berbagai mi khas Bangka, ia juga menyediakan mi kecil, mi lebar, kwitiaw, bihun, bakso tahu, pangsit rebus dan goreng.