FAO Menyebut, Harga Pangan Dunia Naik Drastis di November 2019
ROMA – Harga bahan pangan dunia, pada November 2019 meningkat tajam. Kondisi tersebut dipicu oleh harga daging dan minyak nabati yang melonjak tinggi. Sementara, harga sereal sedikit mengalami penurunan.
Indeks Harga Pangan FAO menunjukkan, rata-rata produk pangan pada November 2019 mencapai angka tertinggi selama 26 bulan terakhir. Rata-rata mengalami kenaikan 177,2 poin atau naik 2,7 persen dari bulan lalu, dan naik sebanyak 9,5 persen pada tahun ke tahun (year-on-year). Lewat indeks tersebut, tiap bulan FAO memantau secara berkala harga sejumlah komoditas seperti sereal atau gandum, minyak nabati, produk olahan susu, daging, dan gula. FAO memprediksi, produksi sereal akan mencapai jumlah tertinggi sepanjang sejarah 2019, menjadi 2,714 miliar ton.
Kondisinya naik empat persen dari prakiraan sebelumnya. Tingginya produksi diikuti oleh jatuhnya harga sereal pada indeks pangan FAO sebanyak 1,2 persen menjadi 162,4 poin. Jatuhnya harga disebabkan pasokan impor sereal yang melimpah, dan kompetisi ketat antar produsen.
Sementara, harga beras juga jatuh di angka terendah selama enam bulan terakhir, karena ditekan oleh banyaknya persediaan baru. Indeks pangan FAO juga memperlihatkan harga minyak nabati dunia meningkat sebanyak 10,4 persen sampai mencapai 150,6 poin. Hal itu menjadi angka tertinggi sejak Mei 2018.
Naiknya harga minyak nabati dipicu oleh stabilnya harga minyak sawit, yang berpengaruh pada bertambahnya permintaan impor. Angka impor meningkat karena ada pertambahan pengguna bahan bakar biodiesel dan kekhawatiran terhadap kelangkaan. Sementara, mulai Oktober sampai November, harga daging kembali naik 4,6 persen menjadi 190,5 poin. Angka itu menjadi yang tertinggi sejak Mei 2009. Kenaikan harga daging dipicu oleh tingginya permintaan dari Cina dan warga dunia lain, menjelang libur akhir tahun.