Memanfaatkan Limbah Kulit Jengkol untuk Insektisida Nabati

Editor: Makmun Hidayat

Obel (tengah) bersama pengajar pada Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas lainnya Irfan Suliansyah, Doni Hariandi, Fitri Ekawati, Nugraha Ramadhan, dan Rachmad Hersi Martinsyah serta petani setempat, Senin (18/11/2019). -Foto: Ist

Hal ini seiring dengan penggunaan yang terus menerus dapat menimbulkan berbagai permasalahan, seperti terjadinya ketahanan hama terhadap dosis dan bahan aktif pestisida yang digunakan, menimbulkan hama-hama baru yang awalnya tidak berpotensi sebagai hama, mencemari lingkungan dan meninggalkan residu pada produk pertanian yang dapat memicu berbagai penyakit masa kini.

“Jadi pada kenyataannya di dalam perdagangan pestisida, hanya memaparkan pengetahuan tentang efektifitasnya terhadap hama-hama tertentu bukan efek yang ditimbulkannya pada jangka panjang sehingga keadaan seperti ini menjadi peluang dan keuntungan semata bagi pihak tertentu,” jelasnya.

Bertolak dari hal itu, kata Obel, maka perlu dicari solusi sebagai alternatif pengendalian yang mempertimbangkan keamanan terhadap produk-produk pangan yang dihasilkan sehingga aman untuk dikonsumsi. Salah satunya adalah dengan penggunaan bahan-bahan alami yang mempunyai efek sebagai insektisida.

Ia memaparkan, insektisida nabati berasal dari metabolit sekunder tumbuhan yang dikembangkan sendiri oleh tumbuhan sebagai pertahanan diri dalam menghadapi tekanan dari berbagai faktor. Senyawa ini mudah terurai secara alami sehingga aman terhadap lingkungan dan jika dijadikan sebagai insektisida dapat digunakan pada tanaman saat menjelang panen.

Lihat juga...