Irigasi Way Asahan Lancar, Petani Penengahan Bisa Tiga Kali Panen

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Irigasi alami Way Asahan yang lancar selama kemarau atau musim tanam gadu masih bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian sawah. Bahkan petani setempat bisa menanam padi selama tiga kali setahun.

“Saluran irigasi alami dibendung menjadi sumber pengairan ratusan hektare lahan sawah di sejumlah desa,” sebut Bonimin, petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) saat ditemui Cendana News, Senin (4/11/2019).

Pemanfaatan air sungai Way Asahan untuk irigasi menurutnya menggunakan tiga bendungan, Lubuk Ludai, Asahan 1 dan  Asahan 2 atau Lubuk Sepan. Bagi lahan sawah seluas 152 hektare di wilayah tersebut Way Asahan masih menjadi andalan meski kemarau.

Memasuki masa panen, air yang tidak digunakan kembali dialirkan ke sungai untuk dipergunakan bagi hamparan pertanian padi di bagian hilir. Potensi air yang melimpah dari sungai Way Asahan sebagian disalurkan melalui kanal atau siring kecil. 

Berpotensi menanam padi selama tiga kali, Bonimin menyebut bisa memanen sekitar 5 ton gabah kering panen (GKP) dalam satu hektare. Hasil panen selama musim tanam gadu menurutnya sebagian dijual untuk menutupi biaya operasional. Sebanyak 3 ton gabah hasil panen dijual dengan harga jual Rp4.800 per kilogram atau Rp480.000 per kuintal.

“Menjual sebanyak 3 ton GKP ia bisa mendapatkan hasil sekitar Rp14,4juta saat masa tanam gadu,” papar Bonimin.

Proses pemanenan dilakukan oleh Darto yang memanen padi milik Bonimin di Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan pada musim tanam gadu, Senin (4/11/2019). Foto: Henk Widi
Lihat juga...