Petani Bersihkan Gulma dengan Sistem Koret Sikapi Air Terbatas
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Meski pasokan air terbatas, sebagian petani di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) masih tetap melakukan penanaman padi. Sementara untuk mengatasi gulma, mereka menerapkan sistem koret.
Suminah, petani di Desa Negeri Agung, Kecamatan Gunung Pelindung mengaku sistem koret efektif digunakan untuk membersihkan gulma saat musim kemarau atau gadu. Pada kondisi normal dilakukan dengan sosrok, alat pembersih dengan menggunakan besi dan kayu yang didorong.
“Namun pasokan air terbatas membuat pergerakan sosrok lebih sulit,” sebutnya saat ditemui Cendana News, Senin (28/10/2019).
Memasuki usia padi mencapai 30 hari setelah tanam (HST) atau paska pemupukan kedua, Suminah menyebut pertumbuhan gulma lebih cepat terjadi.
Suminah dan suami, Tukijo mengaku menghindari penggunaan herbisida saat kemarau. Sebab penggunaan bahan kimia untuk memusnahkan gulma akan ikut merusak tanaman padi yang kekurangan pasokan air.
“Normalnya pembersihan gulma atau dikenal dengan matun memakai tangan tapi kondisi sawah harus melimpah air agar rumput mudah dicabut, saat kondisi sawah kering sistem koret lebih efektif, bisa maksimal,” ungkap Suminah
Selama musim gadu ia menyebut menanam padi varietas Ciherang yang toleran terhadap kondisi kering. Meski tanpa harus digenangi air, padi miliknya masih tetap bisa tumbuh dengan tetap mempertahankan lahan tetap lembab.
“Tanah gambut memiliki sifat yang gembur sehingga meski ada air sedikit bisa dimanfaatkan untuk proses menyiangi gulma,” tutur Suminah.
