Mie Kelor Khas Sikka, Kaya Khasiat dan Tanpa Pengawet
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Kelor atau Marungga, merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Nusa Tenggara Timur, terutama di kawasan gersang dan tandus. Sejak turun-temurun, masyarakat di NTT, terutama wilayah pulau Flores bagian timur, selalu memanfaatkan daun kelor tersebut untuk dijadikan sayur.
“Sejak dahulu kami selalu mengkonsumsi sayur daun kelor. Saat musim angin kencang dan kesulitan sayur, kelor jadi andalan,” kata Maria Magdalena, warga kabupaten Sikka, Sabtu (26/10/2019).
Maria mengatakan, hampir semua rumah, baik di kabupaten Flores Timur maupun Sikka, masyarakatnya selalu menanam pohon kelor di halaman rumah maupun di kebunnya.
“Dulu, daun kelor hanya dimasak dengan cara direbus saja atau dicampur dengan sayuran lain menjadi sayur Rumpu Rampe. Masyarakat sudah terbiasa konsumsi kelor, meskipun tidak mengetahui khasiatnya,” tuturnya.
Namun setelah diketahui kelor bisa menyembuhkan berbagai penyakit, sebut Maria, makin banyak orang yang menjual daun kelor di pasar setiap hari. Banyak orang pun mulai mengkonsumsinya.

“Setelah gubernur mengatakan provinsi NTT menjadi provinsi kelor, maka banyak makanan yang diolah dari daun kelor, seperti kue, teh, mie dan lainnya. Orang pun terbiasa mengkonsumsinya sehari-hari, dan membeli produk olahannya.
Sherly Irawati, seorang pedagang kuliner di kota Maumere, mengatakan, dirinya melakukan inovasi dengan membuat mie kelor.
“Mie kelor yang saya buat merupakan inovasi perpaduan olahan bahan mie yang dicampur dengan daun kelor,” tuturnya.