Kemarau, Warga di Lamsel Kesulitan Cari Daun Pisang

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Berkurangnya jumlah tanaman pisang di wilayah Lampung Selatan (Lamsel) selama kemarau, menyebabkan warga dan sejumlah pelaku usaha kuliner kesulitan mencari daun pisang.

Juminah, warga Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, menyebut dalam acara tradisional suku Jawa sejumlah kuliner kerap memakai daun pisang. Jenis kuliner yang dibungkus daun pisang di antaranya lambangsari, lemper, lemet, bugis dan arem-arem.

Namun sejak kemarau melanda pada awal Juli lalu, daun pisang mulai sulit diperoleh. Selama kemarau, sejumlah pohon pisang mengering berimbas daun tidak bisa digunakan.

Sejumlah pohon pisang yang mengering, bahkan sengaja ditebang oleh pemilik sebelum dibakar, akibat tanaman tidak produktif.

Menurut Juminah, jenis pohon pisang yang kerap dimanfaatkan adalah pisang kepok. Namun selama kemarau, jenis daun pisang yang dipergunakan berupa daun pisang ambon dan pisang tanduk.

Kebutuhan akan daun pisang meningkat saat acara hajatan pernikahan. Sebab, sejumlah kue tradisional dibungkus memakai daun pisang untuk menghemat.

“Saat kemarau, pasokan daun pisang berkurang mempengaruhi proses pembuatan kue tradisional, sehingga sebagian beralih memakai kemasan lain, di antaranya plastik dan kertas kue,” ungkap Juminah, Sabtu (26/10/2019).

Sebagai warga yang kerap menerima pesanan kue tradisional, ia kerap mencari daun pisang ke wilayah yang dekat dengan sumber air. Kondisi cuaca panas yang melanda wilayah Lamsel, menurutnya mengakibatkan pohon pisang yang ditanam petani tidak menghasilkan daun maksimal. Daun pisang yang diperoleh dengan cara membeli diperoleh seharga Rp3.000 per kilogram.

Lihat juga...