Kemarau Untungkan Petani Rumput Laut di Lamsel
Editor: Koko Triarko
Sejumlah pohon di tepi pantai yang sebelumnya mengalami abrasi, oleh sejumlah warga diurug dengan pasir. Pengurukan pantai yang terkena abrasi dan ditumbuhi tanaman kangkung laut, menjadi lokasi penjemuran rumput laut.
Saat proses abrasi imbas angin dan gelombang laut, sejumlah pohon yang ada di pesisir pantai sebagian roboh. Namun saat kemarau, tingkat kerusakan berkurang.
“Kondisi pasir yang kerap menjadi lokasi terdamparnya sampah plastik, ranting kayu, menjadi lebih bersih sepanjang kemarau,” tuturnya.
Berkurangnya kerusakan pantai selama kemarau juga diakui Lukman, pembudidaya rumput laut merah atau Cottonii. Budi daya rumput laut selama musim kemarau relatif lebih bersih. Sebanyak 100 jalur rumput laut miliknya tidak terkena terjangan sampah kiriman dari sungai. Sampah plastik yang terbawa arus saat penghujan kerap mengakibatkan pertumbuhan rumput laut terganggu.
“Selain merusak ekosistem perairan, saat penghujan sampah plastik yang terbawa ke lokasi budi daya, partikel plastik bisa terserap tanaman rumput laut,” tutur Lukman.
Pantai yang jauh dari permukiman warga tersebut terlihat lebih bersih saat musim kemarau. Penanaman pohon penahan abrasi jenis cemara laut, pandan laut dan kangkung laut, relatif tumbuh dengan baik saat kemarau.
Berbagai jenis tanaman tersebut akan berguna menahan abrasi saat gelombang pasang menerjang. Selain itu, sejumlah pohon menjadi peneduh bagi sejumlah pembudidaya usai melakukan penjemuran rumput laut.
Berkurangnya abrasi pantai selama kemarau di pantai Ruguk, juga diakui oleh Sutari. Pada musim penghujan, kerusakan lingkungan kerap terjadi akibat sampah yang terbawa arus. Sampah yang tersangkut pada jalur penanaman rumput laut mengakibatkan kualitas rumput laut menurun.