Kemarau Untungkan Petani Rumput Laut di Lamsel
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Berkurangnya proses abrasi dan banjir selama musim kemarau, menguntungkan bagi pembudidaya rumput laut di Lampung Selatan (Lamsel).
Salim, pembudidaya rumput laut di pantai Alami, Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang, menyebut, kemarau ikut meminimalisir pantai dari kerusakan. Sebab, saat kemarau perairan timur Ketapang minim sampah kiriman dari sungai yang terjadi saat banjir.
Menurut Salim, selama musim penghujan lingkungan pesisir pantai kotor oleh sampah kiriman. Sampah tersebut umumnya berasal dari sungai Way Sekampung, sungai Pegantungan dan sejumlah sungai di pesisir timur.
Imbas sampah yang terbawa ke lokasi budi daya, mengakibatkan kerusakan pada jalur tali. Kondisi yang kerap terjadi pada musim hujan tersebut berkurang selama kemarau.
Selain sampah yang berkurang, selama kemarau abrasi di pantai juga berkurang. Juga kondisi perairan di wilayah tersebut terlihat lebih bersih. Kondisi air yang keruh selama penghujan ditambah pantai penuh sampah nyaris tidak ditemui.
“Perbedaannya, kondisi saat penghujan dan kemarau sangat terlihat dari kondisi perairan dan pantai, selama kemarau relatif bersih dan abrasi berkurang, karena angin dan gelombang tidak kuat,” ungkap Salim, saat ditemui Cendana News, Rabu (9/10/2019).

Jarak antara titik pasang dan surut terjauh saat kemarau, sebut Salim, menguntungkan pembudidaya rumput laut. Saat kemarau dengan kondisi perairan yang surut, air yang jernih mendukung pertumbuhan rumput laut. Ekosistem bahari yang terjaga selama kemarau tanpa sampah, banjir kiriman penyebab keruhnya air laut, mendukung pertumbuhan rumput laut.