Banyak Fasilitas Publik di Sikka Belum Ramah Difabel
Editor: Koko Triarko
Selama ini, kata Helena, kelompok difabel seakan menjadi kelompok yang termarjinalkan, akses pendidikan juga tidak terurus dan dilayani. Di Caritas Keuskupan Maumere, pihaknya bekerja dengan dasar kesetaraan dan kemanusiaan.
“Semua warga negara mempunyai hak yang sama dan semua kelompok masyarakat harus terakomodir dalam penyelenggaran negara. Kelompok ibu hamil, anak dan balita serta lansia saja diperhatikan pemerintah, kenapa difabel tidak?” sesalnya.
Penyandang disablitas, tegas Helena, harus masuk atau dilibatkan di dalam penyelenggaraan pembangunan negara, khususnya di kabupaten Sikka. Penerimaan dari pemerintah daerah sudah sangat bagus, tinggal implementasi saja yang masih kendala di perencanaan dan penganggaraan.
“Harus dilakukan sosialisasi lebih banyak dan pemerintah terus didorong, sebab harus paham terlebih dahulu baru turun ke hati,” ucapnya.
Untuk merehabilitasi teman-teman difabel, pesan Helena, harus melibatkan segenap elemen masyarakat. Hal ini bukan saja menjadi pekerjaan dinas sosial atau lembaga-lembaga yang punya konsen atas disabilitas saja, tetapi pekerjaan semua elemen masyarakat.