Way Batokh Jadi Sahabat Masyarakat Gedung Harta Kala Kemarau
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Sulitnya mendapatkan air bersih di musim kemarau tidak dialami semua warga Lampung Selatan. Seperti yang dialami oleh warga Desa Gedung Harta, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.
Dwi, salah satu warga menyebut, keberadaan mata air Way Batokh, menjadi penopang pasokan air bersih untuk warga Desa Gedung Harta. Way yang dalam bahasa Lampung bermakna air dan Batokh atau Batur memiliki makna kawan, menjadi penyelamat warga di musim kemarau.
Terlepas dari sejarah kearifan lokal masyarakat, kini mata air tersebut sudah menjadi sahabat warga. Saat wilayah lain kekeringan, aliran air di Way Batokh tetap stabil. Kejernihan air yang bersumber dari Gunung Rajabasa tersebut, erat kaitannya dengan sejarah leluhur warga. Hal tersebutlah yang mendorong keberadaanya, hingga kini dilestarikan hingga turun temurun.
Air di Way Batokh, disebut Dwi, bersumber dari kelestarian alam yang masih dipertahankan. “Sesuai maknanya, sejarah way batokh berkaitan dengan nilai persaudaraan bebatur atau persaudaraan. Kini dimaknai sebagai persahabatan antara alam dan manusia. Jika manusia bersahabat dengan lingkungan, maka alam akan memberi sumber kehidupan,” ungkap Dwi kepada Cendana News, Rabu (4/9/2019).

Selama ratusan tahun, sumber air bersih tersebut digunakan masyarakat yang tinggal di dekat Benteng cempaka, salah satu situs peninggalan pahlawan Raden Inten II saat melawan Belanda. Air dari Way Batokh juga menjadi sumber air irigasi di wilayah setempat. Sementara untuk kebutuhan rumah tangga, warga menyalurkan air dengan selang, pipa pvc, pipa besi, dari air di bendungan yang sudah dibuat.