Kemarau Tak Selamanya Dikeluhkan

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Musim kemarau, tidak selamanya menjadi hal yang dikeluhkan masyarakat, Bahkan cuaca yang panas, justru menjadi berkah bagi pedagang es dawet dan buah segar seperti Catur.

Pedagang es dawer dari Banjarnegara, Jawa Tengah yang berdagang di Lampung Selatan tersebut mengklaim, omzet usahanya meningkat sejak dua bulan terakhir. Tempat berdagang yang di lokasi strategis, yaitu di Jalan Kusuma Bangsa dekat perkantoran pemerintah, bank dan pantai dermaga Bom Kalianda, juga mendukung usaha tersebut.

Peningkatan penjualan es dawet atau cendol khas Banjarnegara, imbas dari cuaca yang panas. Pada kondisi normal, dalam sehari bisa menjual 60 gelas es. Saat kemarau, dalam setengah hari saja bisa menjual 70 gelas.

Berbagai buah segar melon,semangka,mangga dan jeruk dijual Juki warga Garut yang berjualan di Jalan Kusum Bangsa Kalianda Lampung Selatan – Foto Henk Widi

Permintaan yang tinggi, tidak mempengaruhi harga jual. Pergelas atau kantong plastik dawet ayu, Catur menjualnya Rp5.000. “Omzet bisa meningkat saat ada kegiatan olah raga yang melibatkan banyak pelajar atau masyarakat. Es dawet ayu yang saya jual lebih banyak selain diminum di lokasi sebagian dibawa pulang,” ungkap Catur kepada Cendana News, Selasa (24/9/2019).

Dawet ayu dijajakan dengan ciri khas gerobak dorong berkain hijau dengan lukisan sosok pewayangan Semar. “Kemarau dengan kecenderungan masyarakat mudah haus memberi keuntungan bagi penjual minuman seperti saya,” tuturnya.

Musim kemarau, juga menjadi berkah bagi Juki. Pedagang buah segar asal Garut, Jawa Barat tersebut membuka usaha dengan mobil bak terbuka. Buah segar seperti semangka, melon, jeruk, mangga dijajakan. Kemarau mendorong masyarakat mencari alternatif penambah cairan tubuh. “Pembeli dominan ibu rumah tangga yang menyediakan buah segar untuk kebutuhan makanan segar bagi keluarganya,” tutur Juki.

Lihat juga...