Stres, Pengaruhi Kualitas Daging Hewan Kurban
Editor: Mahadeva
YOGYAKARTA – Kondisi stres, berpotensi menurunkan kualitas daging hewan kurban. Daging menjadi tidak empuk, dan lebih cepat membusuk.
Karena itu diharapkan, selama perayaan Iduladha, panitia kurban jangan sampai membuat hewan kurban stres, sebelum hewan dipotong. “Usahakan suasana jangan dibuat ramai, jika stres hewan bisa kalap dan ngamuk,” kata peneliti produk halal Fakultas Peternakan UGM, Ir. Hanung Danar Dono, saat mengisi acara pelatihan penyembelihan hewan dan penanganan daging kurban yang higienis di Fakultas Peternakan UGM, Rabu (31/7/2019).
Untuk mendapatkan daging yang enak dan empuk, hewan sebaiknya dipisahkan dari rekannya sebelum dipotong. Hal itu agar hewan tidak mencium bau amis darah. Kondisi tersebut dapat memicu stres pada hewan kurban. “Hewan tidak boleh melihat rekannya dikuliti, tidak boleh melihat genanganan darah. Bau amis darah buat hewan jadi tambah stres,” jelasnya.
Ciri hewan stres antara lain, mulai menggerakkan ekor, sebagai penanda hewan dalam kondisi gelisah. Sementara, untuk membantu proses pemotongan, hewan sebaiknya dipuasakan selama 12 jam agar proses penyembelihan menjadi lebih mudah. “Pemuasaan sangat efektif agar hewan kurban tidak agresif,” katanya.
Saat penyembelihan berlangsung, sebaiknya si penyembelih hewan mengusahkan agar bisa memotong tiga saluran yang terdapat pada leher bagian depan. Tepatnya saluran yang berada di bawah jakun, yakni saluran nafas, saluran makanan dan pembuluh darah arteri karotis dan vena jugularis.
Proses penyembelihan tidak boleh memutus saluran sumsum tulang belakang. “Tidak boleh putus, karena kepentingan pemompaan darah agar cepat keluar, apabila terputus, darah akan banyak menumpuk sehingga daging lebih mudah membusuk,” jelasnya.