Bukit Magepada Setiap Tahun Dibakar Oknum Warga
Editor: Mahadeva
MAUMERE – Kasus kebakaran yang melanda wilayah perbukitan di Kecamatan Magepada terjadi setiap tahun. Kebakaran tersebut dipicu oleh kebiasaan masyarakat di Desa Kolisia, juga para pengendara yang melintas di samping jalan trans utara Flores.

“Kalau perbukitan di Kecamatan Magepanda memang setiap tahun selalu saja terbakar. Biasanya masyarakat membakar lahan agar saat musim hujan tumbuh rumput yang menjadi pakan ternak,” ujar Carolus Winfridus Keupung, Direktur Wahana Tani Mandiri, Rabu (31/7/2019).
Wim menyebut, biasanya aktivitas pembakaran lahan, yang mayoritas adalah padang savana, dilakukan malam hari. Saat kemarau, rerumputan mengering sehinggga mudah terbakar saat tersulut api. “Terkadang sulit sekali mengetahui siapa yang melakukan pembakaran lahan, sebab rata-rata dilakukan malam hari. Dampaknya, pembakaran membuat pepohonan besar tidak bisa tumbuh,” tandasnya.
Dari catatannya, aksi pembakaran lahan masih sering terjadi wilayah timur Sikka. Sementara untuk kawasan barat, sudah tidak ditemukan praktik tersebut. “Petani selalu didampingi melalui kelompok dan kader tani, sehingga aksi tebas bakar saat pembukaan lahan pertanian tidak terjadi lagi. Kami ajarkan agar ranting pohon dan dedaunan jangan dibakar dan diolah menjadi pupuk kompos,” terangnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Mohamad Daeng Bakir, yang memantau langsung kebakaran di Magepanda menyebut, kebakaran savana perbukitan Magepanda hampir terjadi setiap tahun. “Ada oknum warga yang memang dengan sengaja membakar bukit dan hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Setelah membakar pelaku langsung pergi, sehingga sulit sekali menangkap pelakunya,” tuturnya.