Petani Sawit di Lamsel Mulai Antisipasi Kebakaran

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Musim kemarau mulai berimbas ke lahan pertanian kelapa sawit di Lampung Sawit. Udara kering berpotensi mengakibatkan kebakaran pada lahan, akibat pembersihan lahan memakai sistem tebas bakar. 

Sutikno, salah satu pemilik kebun sawit di Desa Margajasa, Kecamatan Sragi, mengatakan, sistem tebas bakar masih dilakukan oleh petani, terutama petani jagung.

Masa panen tanaman jagung yang sudah berlangsung sejak awal Juli 2019, dibersihkan oleh petani dengan cara dibakar. Sebagian lahan yang berdekatan dengan kebun sawit pun rentan terkena kebakaran. Sebagai antisipasi, Sutikno rutin membersihkan kebun sawit miliknya.

Pelepah kering yang sebagian masih menempel di pohon, dibersihkan lalu dikumpulkan di satu lokasi. Areal perkebunan sawit yang dekat dengan jalan raya, rentan terbakar akibat warga yang membuang puntung rokok sembarangan. Sejumlah tempat penampungan air di lahan sawit, pun disiapkan mengantipasi kebakaran.

Sutikno membersihkan pelepah sawit dan mengumpulkan pada tempat khusus menghindari kebakaran -Foto: Henk Widi

“Pencegahan kebakaran rutin dilakukan oleh petani pemilik kebun sawit, karena pengalaman tahun sebelumnya akibat puntung rokok sebagian tanaman sawit terbakar,” ungkap Sutikno, Selasa (9/7/2019).

Tingkat kerentanan kebakaran lahan saat kemarau, diakui Sutikno sangat tinggi. Sebab, saat proses pembersihan lahan jagung dengan cara membakar, berpotensi merembet ke lahan pertanian sawit. Meski bukan lahan gambut, risiko kebakaran akibat ulah manusia berpotensi merugikan petani. Sebagai lokasi yang berada di dekat jalan, sejumlah anak-anak muda kerap menjadikan area kebun sawit untuk berteduh.

Lihat juga...