Kemarau Panjang, Waspadai Diare dan Penyakit Kulit

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono. Foto : Hermiana E.Effendi

PURBALINGGA — Musim kemarau yang diprediksi berlangsung cukup lama membuat banyak wilayah yang mulai mengalami kesulitan air bersih, termasuk Kabupaten Purbalingga. Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, minimnya air bersih ini, berpotensi membuat masyarakat terkena serangan diare serta penyakit kulit.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono berpesan agar masyarakat mewaspadai kedua penyakit tersebut. Warga diimbau untuk selalu menjaga kebersihan, meskipun dalam kondisi minim air.

“Minimal sempatkan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, kemudian lingkungan rumah juga harus dijaga kebersihannya. Dalam kondisi apapun, kita harus tetap berupaya menjaga kebersihan diri,” tuturnya, Jumat (26/7/2019).

Lebih lanjut Hanung menjelaskan, pada musim kemarau, diare lebih banyak menyerang, karena udara kering, sumber air banyak berkurang membuat lingkungan menjadi tidak sehat. Dan daya tahan tubuh juga menurun. Begitu pula dengan penyakit kulit, suhu udara yang panas dan kelembaban tinggi membuat kulit lebih rentan terserang berbagai macam penyakit. Mulai dari gatal-gatal, kulit kering, iritasi hingga infeksi jamur kulit.

Tak hanya dua penyakit tersebut yang mengintai selama musim kemarau, akibat debu dan suhu yang cepat berubah juga berpotensi menyebabkan ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut, serta iritasi mata. Untuk menghindari hal tersebut, masyarakat diimbau menggunakan masker atau penutup wajah jika bepergian, terutama jika mengendarai sepeda motor.

“Pakailah masker penutup wajah dan jaket, agar tidak terkena ISPA serta radang yang juga bisa menyerang saat musim kemarau,” terangnya.

Lihat juga...