Ribuan Anak di Balikpapan Alami Stunting
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BALIKPAPAN – Masalah gangguan pertumbuhan dialami ribuan anak di kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Sampai pertengahan tahun ini, tercatat 1.889 anak yang tumbuh tidak sesuai dengan umurnya. Dunia medis menyebutnya dengan stunting.
Yang memprihatinkan, stunting banyak dialami anak-anak mulai usia 0-59 bulan. Dari data yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Balikpapan terungkap ada 714 bayi berusia 0-23 bulan dinyatakan stunting. Penderita stunting terbanyak, yakni 1.175 memapar anak usia 24-59 bulan.
Bayi berusia 0-23 bulan di Balikpapan sebanyak 12.389 anak, dan yang dinyatakan stunting 714. Sementara usia 24-59 bulan ada 21.729, sebanyak 1.175 mengalami stunting. Jadi total anak berusia 0-59 bulan sebanyak 34.127 orang, dan total anak yang mengalami stunting 1.889 anak.
“Kalau dilihat angkanya memang besar, tetapi jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Andi Sri Juliarti, Jumat (28/6/2019).
Dalam catatan yang dirilis DKK tahun lalu, terungkap bahwa balita yang mengalami stunting sebanyak 2011. Sementara anak usia sekolah yang terpapar mencapai 3.000 orang
Demi menekan angka stunting, DKK akan mengajak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat menjadi orang tua asuh.
Akhir bulan ini, sebanyak 111 anak akan ditangani langsung oleh para dokter. “Para dokter tidak bermaksud mengambil fungsi ahli orang tua. Kami hanya membantu perawatan gizi, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dari kementerian kesehatan,” katanya.
Andi Juliarti menambahkan, pemerintah akan membantu asupan serta pengawasan. Menurutnya, ada sebuah kasus dimana makanan sudah baik tapi berat badan anak belum naik. “Ternyata ada penyakit lain. Sehingga ketika memiliki orang tua asuh, dokter bisa cepat tangani penyakitnya,” katanya.