Pencemaran Danau Diatas Solok, Tim Ahli Ambil Sampel Air

Editor: Mahadeva

Menurutnya, hal tersebut dapat diawali dari proses kenaikan dasar danau. Hal itu disertai dengan keluarnya belerang, yang menyebabkan Hidrogen Sulfida (H2S) tinggi dan beracun. Belerang menyebabkan kematian hewan dan perubahan warna air. “Untuk analisis sementara saya, penyebab tercemarnya Danau Diatas itu, bisa dari gempa. Tapi sebenarnya, tanpa gempa pun pencemaran bisa terjadi. Maka dari itu, kami akan fokus mendalami penyebab pencemaran danau itu,” ujarnya.

Bahan kajian yang juga bakal diambil, adalah riwayat gempa yang terjadi sebelum pencemaran. Begitu juga riwayat gempa yang terjadi di jalur gempa Danau Singkarak, Diatas dan Dibawah dan Danau Kerinci.

Ahli biologi Universitas Andalas Padang, Jabang Nurdin, mengatakan, dari sampel yang diambil, hampir 80 persen hewan bentos (dasar air) mati.  “Dari yang kami amati di sini, hewan yang mati itu hewan yang bergerak lambat seperti siput. Sementara untuk ikan dikarenakan memiliki pergerakan yang cukup cepat, sehingga bisa selamat dari proses upwelling tersebut,” ungkapnya.

Sampel yang dikumpulkan, tidak hanya untuk mengumpulkan data. Tetapi untuk mengetahu kondisi danau, tim ahli juga meminta keterangan dari masyarakat setempat. Salah seorang warga setempat, Gusnawati, menyatakan, cukup banyak masyarakat yang melihat adanya fenomena air menggelembung dari tengah danau sebelum tercemar.

Menurutnya, air yang menggelembung dari tengah danau itu, ketika dipandang dari kejauhan, seperti lumut berwarna kuning. Warna tersebut, lama-lama memenuhi permukaan air danau. Sejak kejadian itu, air danau berubah menguning dan berbau. Kondisi tersebut, membuat masyarakat khawatir. Semenjak kejadian tersebut, masyarakat enggan memanfaatkan air danau seperti biasanya.

Lihat juga...