Produksi Gula Semut Angkat Nasib Petani Kelapa di Banyumas

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Salah satu petani penderes, Murokib (45) mengatakan, setiap hari ia harus naik turun pohon untuk mengambil air nira kelapa yang mempunyai ketinggian sekitar 20-30 meter. Tanpa pengaman dan resiko kematian atau cacat seumur hidup jika terjatuh dari pohon kelapa. Dalam satu hari ia dapat memanjat sebanyak 20- 40 pohon pada pagi dan sore hari.

Nira tersebut diolah dan saat masih memproduksi cetak, harganya hanya berkisar Rp 10.500 per kilogram. Setelah beralih ke produksi gula semut, ia mendapat penghasilan lebih banyak karena harga gula semut sampai Rp 14.000 per kilogram.

Menurut Arbi, tidak mudah untuk sampai pada taraf sekarang ini, banyak kendala yang dihadapinya. Antara lain, masih ada beberapa petani penderes yang terbelit kontrak hutang kepada para tengkulak. Sedikit demi sedikit, ia terus mencoba memutus rantai tersebut.

Melalui Kelompok Tani Cikal Mas ini, petani diharapkan bisa terus mendapatkan harga yang adil dalam penjualan gula semut. Kelompok tani juga mengupayakan jaminan kesehatan dan hari tua para petani.

“Setidaknya dengan adanya kelompok tani, para petani gula kelapa yang selama ini kesulitan mendapatkan akses kesehatan bisa mempunyai BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan yang disisihkan dari setiap hasil penjualan gula semut,” pungkasnya.

Lihat juga...