Petani Penengahan Manfaatkan Sumur Bor untuk Pengairan

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Ketersediaan air kerap menjadi kendala masyarakat di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan dalam bercocok tanam secara rutin dalam setiap masa tanam. Terutama saat musim kemarau melanda daerah tersebut.

Suparno warga di Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan menyebutkan petani kerap tidak menggarap lahan saat musim kemarau. Lahan di wilayah Banjarmasin hanya bisa digarap pada daerah di dekat sumber air. 

Salah satu solusinya yakni dengan keberadaan sumur bor jenis Submersible bantuan pemerintah yang dibangun pada lahan pertanian dengan kedalaman 60 meter hingga 80 meter yang dioperasikan mempergunakan tenaga listrik. Bagi petani padi dan jagung di wilayah tersebut disediakan sekitar enam unit pada jarak yang sudah ditentukan.

“Pembuatannya memang memperhitungkan area cakupan yang membutuhkan dengan asumsi air dari sumur bisa disalurkan memakai selang hingga jarak satu kilometer,” terang Suparno salah satu petani jagung saat ditemui Cendana News, Selasa (26/3/2019).

Keberadaannya bagi lahan pertanian menurut Suparno membuat petani di wilayah tersebut bisa menanam minimal dua kali dalam setahun.

Selain menguntungkan bagi petani jagung, petani sayuran dan padi di Desa Kelaten bernama Wawan Kurniawan juga memanfaatkannya. Ia bisa menanam sayuran, padi tanpa kuatir kesulitan pasokan air bersih. 

“Setahun terakhir keberadaan sumur bor sangat membantu sehingga proses penanaman sayuran tetap bisa dilakukan bahkan saat musim kemarau,” terang wawan Kurniawan.

Wawan Kurniawan, petani sayuran di Desa Kelaten, Penengahan, Lampung Selatan memperlihatkan sumur bor untuk pasokan air bagi lahan pertanian. Foto: Henk Widi
Lihat juga...