Jalan Nasional di Kawasan Wisata Mandeh, Amblas
Editor: Koko Triarko
“Kalau tidak ada tanda peringatan adanya jalan yang terban, saya minta Pemkab Pesisir Selatan untuk berinisiatif memberikan peringatan atau memberikan tanda, atau bisa jadi semacam rambu-rambu, bahwa ada jalan yang terban, supaya berkendara berhati-hati. Selain itu, perlu meminta kepada truk yang mungkin melakukan aktivitas mengangkut material pengerjaan, untuk tidak melalui jalan itu, supaya kondisi terban tidak semakin parah,” tegasnya.
Nasrul menyebutkan, jalan Mandeh itu memang terbilang sangat baru, maka perlu diperiksa betul penyebab rusaknya jalan yang berada di Sungai Nyalo Mudiak Aia tersebut.
Ia mengatakan, jalan di kawasan wisata Mandeh itu dikelilingi oleh pegunungan, untuk itu perlu diperhatikan struktur tanah, supaya tidak terjadi tanah terban dan kemungkinan hal lainnya.
Sementara itu, pengerjaan jalan nasional ini sudah dimulai sejak 2015 hingga 2018, yang dihandel langsung secara bertahap melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Padang, Ditjen Bina Marga. Pada 2015-2017, jalan yang terbangun sepanjang 16 km dan lebar enam meter dengan anggaran total Rp88,26 miliar.
Pada 2018, pekerjaan pembangunan jalan dilakukan dengan tiga kontrak. Pertama, Paket Pekerjaan Jalan Akses Wisata Mandeh sepanjang 13,03 Km, dengan nilai kontrak Rp55,18 miliar, dengan kontraktor PT. Statika Mitrasarana.
Lalu, Paket Pembangunan Jalan Akses Wisata Mandeh (lanjutan) sepanjang 12,05 Km, dengan nilai Rp59,9 miliar oleh kontraktor PT. Lubuk Minturum Konstruksi Persada.
Kontrak ketiga, Paket Pekerjaan Penggantian, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Jembatan Ruas Jalan Akses Wisata Mandeh, untuk 12 jembatan dengan total panjang 245 meter, senilai Rp12,7 miliar, oleh kontraktor PT. Pilar Prima Mandiri.