Pola Makan yang Sehat Dapat Cegah Kanker Usus Besar
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
JAKARTA — Pada 15-20 tahun lalu, kanker usus besar tidak masuk dalam 10 besar urutan penyakit kanker yang paling banyak ditemukan. Tapi sebagai akibat perubahan gaya hidup dan tidak sehatnya asupan makanan masyarakat, bahkan kini masuk dalam urutan tiga besar.
“Perubahan gaya hidup, menyebabkan masyarakat sekarang lebih sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan kurang serat. Selain karena banyaknya lokasi yang menyediakan, tingkat kemampuan masyarakat untuk membeli juga ada,” kata Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, di kantor YKI Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Perubahan pola makan kepada yang mengandung kadar lemak yang tinggi menyebabkan persentase gemuk juga meningkat. Padahal, kondisi ini merupakan salah satu penyebab.
Prof. Aru juga menyebutkan, jenis makanan lainnya yang berpotensi menyulut hadirnya kanker adalah yang mengandung zat pewarna dan zat pengawet. Yang sayangnya semakin banyak diperdagangkan.
“Kanker usus besar adalah yang menimpa usus besar hingga dubur. Ini timbul melalui interaksi kompleks faktor genetika dan lingkungan. Tumbuh secara perlahan sehingga keluhannya pun timbul secara perlahan. Mengakibatkan para penderitanya cenderung mengabaikan gejala yang timbul,” ujarnya.
Gejalanya adalah adanya tinja yang bercampur darah dan lendir serta adanya perubahan kebiasaan buang air besar (BAB).
“Deteksi dininya sangat sulit. Karena masyarakat Indonesia sangat jarang memperhatikan kebiasaan BAB mereka,” ujar Prof. Aru.
Salah satu cara adalah dengan memasukkan alat ke dalam usus besar. Atau yang biasa disebut kolonoskopi. Tindakan ini sebaiknya dilakukan setahun sekali. Jika setelah dua kali dilakukan tindakan dan tidak ada gejala kanker, maka jangka waktu pemeriksaan bisa menjadi setiap 3 tahun.