Masyarakat Marginal di Lhokseumawe Apatis pada Pemilu

Ilustrasi - Pemilu 2019 [Foto: Ist/Dok CDN]

LHOKSEUMAWE – Kelompok masyarakat marginal di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, merasa apatis dengan peserta Pemilu 2019, karena merasa pernah dikecewakan.

“Masyarakat basis marginal merasa trauma pada pemilu sebelumnya, sebab setelah terpilih menjadi anggota legislatif, dianggap lupa dengan nasib mereka,” kata Nurul Salmi, salah seorang Relawan Demokrasi di Kota Lhokseumawe, Sabtu (16/2/2019).

Hal itu terungkap saat Relawan Demokrasi turun melakukan sosialisasi dan edukasi pemilu kepada kelompok masyarakat pada basis kelompok marginal, di antaranya nelayan, petani, pemulung dan juga waria serta lainnnya.

Relawan demokrasi memgungkapkan, di antara sejumlah sikap pesimistis yang disampaikan oleh kelompok marginal yang paling dominan adalah ketidakpercayaan kepada calon legislatif.

“Mereka merasa trauma memilih calon legislatif, karena pengalaman pada pemilu sebelumnya, banyak yang lupa dengan janji-janjinya saat kampanye setelah terpilih. Hal itu yang menjadi alasan utama atas sikap apatis dan pesimistis mereka,” kata Nurul.

Ia menjelaskan, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemilu, sebagaimana tugas yang diemban oleh Relawan Demokrasi tersebut, pihaknya menyampaikan kepada masyarakat arti penting pemilu terhadap nasib bangsa ke depan.

“Kami sampaikan kepada masyarakat, terutama kelompok kaum marginal tersebut, supaya tetap menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil-wakil rakyat yang dipercayainya. Karena tugas kami mengajak pemilih mau menggunakan hak pilihnya,” jelas anggota Relawan Demokrasi Kota Lhokseumawe, itu.

Ia menambahkan, setelah diberi pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menggunakan hak pilih dalam pemilu dalam menentukan nasib bangsa ke depan, akhirnya masyarakat dapat mengerti dan akan mengunakan hak pilihnya pada hari pencoblosan.

Lihat juga...