Budi Daya Perikanan di Lampung Selatan Terimbas Kenaikan Harga Pakan

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Kenaikan harga pakan di Lampung Selatan, berdampak langsung di sektor perikanan budi daya. Disaat harga pakan naik, harga jual ikan tidak mengalami perubahan.

Suyanto, salah satu pengurus kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Mina Kerabat, Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, menyebut, satu sak pelet semula dijual Rp280.000. Saat ini harganya sudah naik menjadi Rp300.000. Sementara, untuk pelet kualitas sedang, yang semula di jual Rp290.000, saat ini naik menjadi Rp320.000 persak. Pakan pabrikan tersebut, menjadi salah satu kebutuhan pembudidaya ikan air tawar.

Pemberian pelet, menjadi cara untuk lebih cepat membesarkan ikan. Dengan pelet, ikan bisa dipanen sekira tiga bulan untuk jenis lele dan patin. Sementara untuk ikan emas, nila dan bawal, bisa dipanen pada usia lebih dari enam bulan. Suyanto menyebut, kenaikan harga pakan sudah terjadi sejak awal tahun lalu. Kenaikan terjadi mulai dari tingkat distributor hingga pengecer.

Suyanto, saat ini membudidayakan ikan air tawar dengan beberapa kolam. Ada 10 petak kolam, yang terdiri dari 20 meter x 20 meter dan 10 meter x 30 meter. Pakan buatan pabrik, diberikan pada proses pembesaran ikan, setelah proses tebar hingga memasuki usia dua bulan. “Harga pakan yang naik untuk setiap sak membuat biaya operasional membengkak, sementara harga jual ikan ke pengepul dan pengecer selama dua tahun terakhir stabil tidak mengalami kenaikan,” terang Suyanto saat ditemui Cendana News, Jumat (22/2/2019).

Menyikapi hal tersebut, Suyanto bersama sang keponakan Rendy Antoni, mencoba memproduksi pakan sendiri. Pakan dibuat dengan bekatul, keong mas, nutrisi tambahan berupa roti kedaluarsa, tepung ikan asin dan minyak ikan. Semua bahan tersebut digiling, selanjutnya diolah menjadi pelet yang bisa diberikan pada ikan yang memasuki usia dua bulan hingga tiga bulan sebelum panen.

Lihat juga...