PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel merilis, karet dan bubur kertas menjadi komoditas ekspor andalan Sumatera Selatan sepanjang 2018, atau menggeser posisi beberapa jenis ekspor yang selama ini merajai.
Kepala BPS Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih, di Palembang, Rabu, mengatakan, profil tujuh komoditas ekspor andalan Sumatera Selatan pada periode November 2018 mengalami perubahan dibanding periode yang sama tahun 2017 dengan masuknya empat komoditas baru.
Berdasarkan catatan BPS Sumsel, kini tujuh komoditas ekspor nonmigas Sumsel meliputi, bubur kayu/pulp, kelapa, amonia anhidrat dan pupuk urea.
Karet hingga kini masih menjadi komoditas ekspor utama karena Sumsel merupakan provinsi dengan luas perkebunan rakyat mencapai kurang lebih satu juta hektare. Sementara, untuk bubur kertas lantaran keberadaan PT Oki Pulp And Paper yang merupakan anak perusahaan APP Sinarmas di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Sementara empat komoditas tersebut pada periode November 2017 tidak masuk dalam klasemen tujuh besar komoditas penyumbang ekspor terbesar. Pada periode 2017, komoditas udang, kopi dan teh yang masih menduduki kelompok tujuh besar ekspor nonmigas Sumsel.
Ia mengatakan secara umum ekspor nonmigas Sumsel masih bergantung pada karet, batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO).
“Hal itu juga bisa dilihat dari negara tujuan ekspor Sumsel di mana masih banyak ke Tiongkok untuk batu bara maupun ke Malaysia,” kata dia.
Endang mengatakan, Sumsel seharusnya bisa terus menggarap komoditas lain untuk menjadi andalan ekspor nonmigas karena memiliki banyak potensi.
“Salah satunya di sektor perikanan, seperti ikan patin karena potensi pasarnya juga tinggi untuk diekspor,” kata dia.