Cegah Malaria, Pascatsunami Puskesmas Rajabasa Tebar Abate
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas rawat inap Rajabasa, Lampung Selatan (Lamsel), melakukan pencegahan penyebaran penyakit malaria dan demam berdarah dengue (DBD) di wilayah yang diterjang tsunami beberapa waktu lalu.
Budi Riyanto, petugas sanitarian UPT Puskesmas Rajabasa, Lamsel menyebut, pencegahan dilakukan dengan menguras, mengeringkan kolam benur dan pemberian obat abate.
Total sebanyak 20 kilogram bubuk abate ditebar pada kolam benur mencegah jentik nyamuk berkembang.
Budi Riyanto menyebut, penebaran bubuk abate pada puluhan kolam pada tahap pertama dilakukan pada Rabu (2/1/2019) di sebanyak tiga desa. Hatchery yang diberi taburan bubuk abate di antaranya berada di desa Canti, desa Banding, dan desa Sukaraja dengan total sebanyak 80 kolam atau bak.
Tahap selanjutnya pemberian obat abate untuk upaya preventif penyakit malaria dan DBD akan dilakukan di desa Rajabasa, desa Way Muli dan desa Kunjir. Sejumlah kolam hatchery diakui Budi Riyanto sudah ditinggalkan pemilik dan karyawan karena mengungsi pasca terjangan tsunami.

“Total ada ratusan kolam atau bak yang menjadi target penebaran bubuk abate agar air yang menggenang di kolam tidak menjadi tempat berkembangnya jentik nyamuk,” terang Budi Riyanto, sanitarian UPT Puskesmas rawat inap Kecamatan Bakauheni, saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (2/1/2019).
Tambak benur atau dikenal dengan hatchery menurut Budi Rianto banyak yang mengalami kerusakan pascatsunami. Sejumlah tambak benur tersebut merupakan kolam kolam permanen terbuat dari semen, sebagian menjadi lokasi genangan air pasca terjangan tsunami.