Dana Bagi Desa Tertinggal Diminta Dinaikan

Editor: Mahadeva

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, penggunaan dana desa sudah baik. Hanya saja, pihaknya masih menunggu desa yang belum selesai memberikan laporan. Hal itu membuat pencairan dana menjadi terlambat. “Nah, untuk 2019, hal ini tidak akan terjadi, sebab yang sudah selesai dan baik laporannya pasti dibayar lebih dahulu. Kita sudah menemukan caranya, jadi semua berlomba-lomba, kalau baik semuanya akan lebih cepat lagi,” jelasnya.

Sri Mulyani mengklaim, Dirinya tidak pelit mengeluarkan dana. Hanya saja, tetap akan teliti dalam kebijakan mengeluarkan dana. Bila penggunaan dan laporannya tidak benar, maka dana tidak akan dicairkan meskipun kepala desa ke Jakarta menemui dirinya.

“Saya Menteri Keuangan, tapi saya nggak pelit dan menahan duit, tapi saya teliti melihat hasilnya. Tapi kalau nggak ada hasilnya, dana tidak saya keluarkan. Mau bapak kepala desa ke Jakarta mau bertemu saya sekalipun, saya enggak akan  layani. Nggak perlu datang ke Jakarta, nggak ada gunanya itu,” tegasnya.

Diharapkan, di 2019 ini permasalah anak kurang gizi menjadi salah satu program di desa. Pencegahan kurang gizi dan stunting diharapkan menjadi prioritas pemerintah desa.  “Semakin anak-anak kita mengalami kurang gizi apalagi pada usia 0 sampai lima tahun, maka anak ini walaupun umur 10 tahun dikasih makan telur banyak atau disekolahkan dengan sekolah yang luar biasa baik, Dia tidak akan bisa berkembang. Sesudah umur lima tahun otak manusia tidak bisa berkembang. Jadi kita itu harus memperhatikan semua ibu-ibu yang sedang hamil sampai melahirkan hinggai usia tiga tahun pertama tidak boleh anaknya kurang gizi. Saat itu merupakan masa penting untuk pembentukan otak. Kalau tidak terbentuk pada tiga tahun pertama, mau dikejar pun, percuma,” tuturnya.

Lihat juga...